​Memperkuat Ketahanan Pangan, GEP Bangun Jaringan Irigasi Modern di Pacitan



​Pacitan,- Nuswantoro pos.com Gerakan Emansipasi Perubahan (GEP), sebuah organisasi yang berkomitmen pada kesejahteraan masyarakat, mengambil langkah konkret untuk memperkuat ketahanan pangan di wilayah Pacitan. Inisiatif terbaru mereka adalah pembangunan jaringan irigasi dengan sistem pipanisasi di Desa Kebonsari, Kecamatan Punung.

Proyek ini bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan sebuah investasi jangka panjang untuk memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Dengan fokus pada teknologi modern, GEP ingin menunjukkan bahwa solusi inovatif dapat diterapkan di tingkat desa untuk mengatasi tantangan pertanian.

​Proyek irigasi ini dirancang untuk mengatasi masalah distribusi air yang seringkali menjadi kendala utama bagi petani. Melalui sistem pipanisasi, air dapat dialirkan secara lebih efisien dan merata ke lahan-lahan pertanian, mengurangi pemborosan air dan memastikan setiap petak sawah mendapatkan pasokan yang cukup. Ini akan sangat membantu para petani dalam meningkatkan hasil panen mereka, terutama saat musim kemarau. Jaringan irigasi modern ini diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi desa-desa lain di Pacitan.

​Menurut Bapak Agung B. Utomo, S.Ip, Bendahara Panitia Pembangunan Jaringan Irigasi, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal GEP, proyek ini merupakan wujud nyata dari komitmen organisasi. "Kami sangat konsen terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang ketahanan pangan," ujarnya saat diwawancarai oleh tim media. "Pembangunan jaringan irigasi ini adalah langkah awal yang kami ambil untuk mendukung program pemerintah dalam rangka swasembada pangan." Pernyataan ini menegaskan bahwa GEP tidak berjalan sendiri, melainkan bersinergi dengan visi nasional untuk mencapai kedaulatan pangan.

​Pembangunan jaringan irigasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian lokal. Dengan pasokan air yang stabil, para petani bisa melakukan panen lebih sering, yang otomatis akan meningkatkan pendapatan mereka. Kesejahteraan masyarakat desa pun akan terangkat, yang pada akhirnya akan mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal. GEP percaya bahwa pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kapasitas produksi adalah kunci untuk menciptakan kemandirian.

​Lebih lanjut, Bapak Agung menjelaskan bahwa proyek ini juga melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat. "Masyarakat Desa Kebonsari sangat antusias menyambut inisiatif ini. Kami berencana untuk memulai pembangunannya pada bulan Agustus 2025," tambahnya. Keterlibatan warga dalam setiap tahapan proyek, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, memastikan bahwa solusi yang diterapkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Hal ini juga menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama.

​Rencananya, setelah pembangunan jaringan irigasi selesai, GEP juga akan mengadakan pelatihan bagi para petani. Pelatihan ini akan mencakup teknik-teknik bertani modern, manajemen air yang efektif, dan pengenalan varietas tanaman unggul yang cocok untuk kondisi setempat. Dengan demikian, manfaat dari jaringan irigasi tidak hanya terbatas pada infrastruktur fisik, tetapi juga mencakup peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang akan membawa perubahan jangka panjang.

​Proyek pembangunan jaringan irigasi oleh GEP di Desa Kebonsari ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara organisasi non-pemerintah dan masyarakat dapat menghasilkan solusi nyata untuk masalah-masalah fundamental. Ini adalah contoh inspiratif tentang bagaimana inisiatif dari akar rumput dapat berkontribusi besar pada tujuan yang lebih luas, yaitu mewujudkan ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan di Indonesia.

By:
Yahya Sunardi.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url