Kurikulum Merdeka: Kurikulum Penguat Karakter Pelajar Indonesia

                       
                             Oleh:

Vanantia Randi Ashari, S.Pd., Gr.

Mahasiswa S2 TEP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan Guru SMA Negeri 1 Menganti

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum terbaru terobosan Nadiem Makarim, Menteri 

Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kurikulum merdeka lahir di era pandemi covid- 19. Pada saat pandemi banyak terjadi permasalahan pada pendidikan di Indonesia.

Di antaranya yaitu learning loss dan learning gap. Kurikulum Merdeka sebagai opsi dari pilihan kurikulum 

yang dapat diadopsi dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran tahun 2022-2024. 

Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mengatasi krisis pembelajaran yang menjadi permasalahan akut di Indonesia. 

Kurikulum Merdeka didasarkan pada filosofi merdeka belajar yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Menurut Ki Hajar Dewantara, kemerdekaan merupakan tujuan pendidikan dan sebagai prinsip yang melandasi strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Kemerdekaan sebagai tujuan belajar, dapat dicapai melalui pengembangan budi pekerti. 

Dengan adanya budi pekerti atau karakter yang dimiliki setiap manusia, manusia dapat berdiri 

sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat menguasai diri sendiri. Manusia yang beradab 

inilah yang menjadi tujuan pendidikan dalam garis besarnya. 

Kurikulum Merdeka mempunyai karakteristik dalam rancangan struktur kurikulumnya. 

Karakteristik tersebut di antaranya adanya perubahan status mata pelajaran, satuan pendidikan 

memiliki wewenang untuk mengembangkan kurikulum operasional, pembelajaran dibagi 

menjadi dua, yaitu intrakurikuler dan kokurikuler dalam bentuk penguatan profil pelajar Pancasila, dan adanya pilihan yang dapat ditentukan oleh peserta didik. Karakteristik ini harus dipahami oleh sekolah yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka. Sebelum menerapkan Kurikulum Merdeka banyak hal yang harus dipersiapkan, terutama kesiapan guru dan tenaga 

kependidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.

Oleh karena itu, diperlukan pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan. 

Kurikulum Merdeka berfokus pada kompetensi dan karakter peserta didik. Struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua komponen utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler yang berbasis mata pelajaran, dan pembelajaran melalui projek yang ditujukan untuk mencapai kompetensi umum yang telah dirumuskan dalam profil pelajar Pancasila.

Penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk membangun dan memperkuat karakter pelajar Indonesia. Profil pelajar Pancasila ada enam, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri. 

Proyek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan hal yang baru dan wajib dilaksanakan pada Kurikulum Merdeka. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap 

permasalahan di lingkungan sekitarnya.

Proyek ini merupakan sarana dalam memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi peserta didik melalui terbentuknya pelajar Pancasila. 

Ada 9 tema proyek penguatan yang akan dijalankan oleh satuan pendidikan dalam satu tahun 

ajaran berdasarkan isu yang relevan di lingkungan peserta didik. Prinsip utama dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu bersifat holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif. Proyek ini dievaluasi dan ada rapor khusus untuk proyek penguatan profil 

pelajar Pancasila.