Wakil Wali Kota Surabaya Armuji Ziarah ke Makam Pendiri Klub Persebaya, Jelang Ulang Tahun PERSEBAYA
Kelahiran Persebaya pada 18 Juni 1927 silam, masih jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, bahkan setahun sebelum lahirnya Sumpah Pemuda pada 1928.
Awalnya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Ketika awal berdiri, juga diisi oleh mayoritas warga Belanda yang tinggal di Kota Surabaya. Meski sempat menggunakan bahasa Belanda sebagai nama klub, ternyata pendiri klub adalah asli pribumi atau asli Arek Suroboyo, yakni M. Pamoedji dan Paijo. Usai wafat, M. Pamoedji kemudian dimakamkan di Karang Tembok, Kecamatan Simokerto, Surabaya. Pada batu nisan, tertulis meninggal pada 20 Oktober 1951, dan lahir pada 28 Februari 1905.
Menjelang hari kelahiran Tim yang biasa disebut Bajol Ijo itu, Wakil Wali kota Surabaya, Armuji menyempatkan untuk datang berziarah ke salah satu makam pendiri klub kebanggaan arek Surabaya itu. Pada kesempatan itu, Armuji tampak berdoa secara Khusyu' dan khidmat.
Menjelang ulang tahun Persebaya ke-94 tahun, Armuji mengungkapkan, bahwa Persebaya merupakan bagian tak terpisahkan dari memory atau kenangan warga Kota Surabaya. "Saya Berdoa agar para Pendiri Klub Persebaya yang telah berpulang mendahului kita dapat diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan kedepannya Persebaya bisa semakin Berjaya mengharumkan nama kota Pahlawan yang kita cintai ini," ujar Cak Ji sapaan akrabnya. Cak Ji yang juga seorang Bonek sejati ini, menyebutkan, bahwa dirinya hanya memiliki satu niatan, yakni bagaimana Persebaya bisa berjaya kembali.
Sebab, menurut Cak Ji, spirit sportifitas, persamaan, kesetaraan dan gotong-royong yang merupakan karakteristik khas Arek-Arek Suroboyo harus terus di jaga.
"Semangatnya melalui berbagai media diantaranya olahraga sepakbola. Aku ndak mikir aneh-aneh, sing penting Persebaya dadi gede, ayo bareng nyambut gawe. Gotong royong (Aku tidak berfikir aneh-aneh, yang penting Persebaya jadi besar. Gotong royong," ujar Cak Armuji. (Red)
